Jadi, beberapa waktu lalu saya menjadi perwakilan lembaga untuk mengikuti lomba mendongeng di tingkat kecamatan. Ini merupakan pengalaman pertama saya mengikuti lomba mendongeng, jadi tidak berharap banyak dengan hasilnya. Tapi, Alhamdulillah ternyata saya terpilih menjadi juara 1 dan ditunjuk untuk mengikuti lomba mendongeng di tingkat Kabupaten. Selama satu minggu persiapan sebelum lomba di kabupaten, banyak sekali ilmu yang saya peroleh. Terimakasih kepada Ibu Yeni yang telah memberikan bimbingan tentang penulisan naskah maupun teknik mendongeng yang baik. Sebenarnya, untuk mendongeng akan lebih bagus jika pendongeng membuat sendiri ceritanya. Pada kesempatan ini, saya masih belum bisa menyajikan cerita saya sendiri karena kurangnya pengalaman, keterbatasan dan waktu persiapan. Alhasil, saya masih menyadur cerita yang sudah ada, semoga nanti bisa membuat cerita dongeng sendiri. Berikut naskah mendongeng yang saya ajukan untuk lomba di tingkat Kabupaten yang Alhamdulillah juga masioh diberi penghargaan Juara Harapan 3. ^^
Bercerita Tanpa Alat Peraga
Judul : Serigala dan Anak Domba
Pendongeng : Devi Lailiawati,
S.P
Tokoh Cerita : Anak Domba, Ibu Domba, Serigala
Setting :
Rumah, Hutan
Karakter yang
dimunculkan : Penurut dan Berani
Pesan Moral : Menuruti nasehat ibu/orangtua dan tidak membukakan pintu kepada orang asing
Naskah Bercerita
Tanpa Alat Peraga
“SERIGALA
DAN ANAK DOMBA”
Pagi yang cerah, matahari bersinar terang terdengar
kicauan burung “cit cit cuit cit cit cuit” seakan menambah menambah keindahan
di sebuah hutan.
Di hutan itu tinggallah seekor anak domba
“Halo!”
Ibu Domba
“Halo!”
Dan seekor serigala
“Halo!”
Suatu hari ibu Domba berpamitan kepada anak
Domba untuk keluar mencari makan.
“Anakku, Ibu akan pergi keluar sebentar untuk
mencari makanan, kamu tetaplah di rumah” ujar ibu Domba.
“Baik Ibu….!” Jawab anak Domba kecil itu.
“Ingat pesan ibu, jangan membukakan pintu
kepada siapapun kecuali ibu! Kamu harus tetap waspada dan berhati-hati jika
serigala datang untuk memakanmu” nasehat ibu Domba
“Jika kamu dalam bahaya, ingatlah untuk
berteriak yang kencang agar binatang-binatang lain di sekitar hutan membantumu.”
Lanjut ibu domba
“Iya Ibu, aku janji akan mengingat pesan Ibu.”
Jawab si anak Domba kepada ibu Domba.
“Baiklah kalau begitu, ibu akan berangkat
sekarang.” pamit Ibu Domba.
“Hati-hati Ibu….” Kata anak Domba
Kemudian, ibu domba pun keluar rumah dan
pergi meninggalkan anak Domba sendirian di dalam rumah. Tanpa mereka sadari, di
bawah pohon di dekat rumah mereka ada seekor serigala jahat yang sedang mengintai.
Serigala itu senang sekali mengetahui anak Domba
sendirian berada di rumah tanpa ibu Domba.
“Haum… wah kebetulan aku lapar sekali,
kelihatannya daging anak Domba itu cukup lezat untuk jadi santapan makan
siangku hari ini” kata si serigala.
Serigala pun mendekati rumah Domba tersebut
dan berpura-pura menjadi ibu mereka.
Tok, tok, tok! Serigala mengetuk pintu
“Anakku… bukalah pintunya, Ibu sudah pulang
membawakan makanan untuk kamu.” Kata si serigala.
Anak Domba pun kaget mendengar suara
ketukan pintu dan suara asing dari seberang pintu.
“Itu sepertinya bukan suara ibu, suara ibu
tidak sebesar itu, jangan-jangan itu si serigala jahat” Kata anak Domba
“Pergi
kau serigala, aku tau kamu bukan ibu. Kamu pasti si serigala jahat.” Usir si anak
Domba
Serigala pun marah karena ia tidak bisa
menipu anak domba kecil itu, ia pun pergi meninggalkan rumah Domba dan mencari
cara lain untuk mengelabuhi anak Domba.
Setelah berpikir sejenak, ia pun memiliki
ide untuk mengubah suaranya menjadi lebih mirip dengan suara ibu Domba dengan
memakan sebuah kapur kemudian kembali mengetuk pintu rumah Domba.
Tok, tok, tok!
“Anakku, ini ibu sayang. Lihatlah ibu
membawa makanan kesukaanmu! Cepatlah buka pintunya!” kata serigala
“Wah, itu sepertinya suara ibu.” Kata anak Domba.
“tapi, aku harus benar-benar memastikannya.
Jangan sampai itu si serigala jahat yang tadi ke sini.” Pikir si anak Domba.
Anak domba pun mengintip dari celah bawah
pintu dan mendapati bahwa binatang yang ada di seberang pintu memiliki kaki
yang besar dan berkuku tajam seperti serigala.
“Ah benar, itu pasti kaki serigala!” kata anak
Domba
“Aku tidak boleh membuka pintunya. aku
harus patuh pada nasehat ibu agar selamat dari serigala jahat.” Lanjut anak
domba
“Pergi kau! aku tahu kamu adalah serigala
jahat yang tadi ke sini, kamu bukan ibu!” Usir anak Domba
Serigala sangat marah, ia sudah tidak sabar
lagi ingin memakan anak Domba tersebut, ia pun menggedor-gedor pintu rumah Domba
untuk dapat masuk dan menangkap anak Domba dan memakannya.
Brugh, brugh, brugh!
“Buka pintunya, kemarilah! Aku akan memakanmu,
aku sudah sangat lapar sekali….!” Teriak serigala
Anak Domba mulai panik dan lari ketakutan
di dalam rumah.
“Aduh, bagaimana ini, aku takut sekali!”
“Oh, ibu bilang aku harus teriak
sekencang-kencangnya untuk minta tolong jika dalam bahaya.” Anak Domba
mengingat pesan ibu Domba.
Kemudian anak Domba pun berteriak yang
kencang sekali hingga binatang-binatang lain yang berada disekitar rumahnya
mendengar teriakannya .
“tolong….tolong…!” teriak anak Domba
Binatang-binatang yang mendengar suara teriakan
anak Domba pun berlari mendekati rumah domba dan mengejar serigala jahat yang
akan memasuki rumah untuk menolong anak Domba kecil itu. Serigala pun lari
ketakutan dan menjauh dari rumah Domba
Di dalam rumah, anak Domba pun merasa
senang karena bebas dari bahaya serigala dan tidak lupa ia berterimakasih
kepada hewan-hewan lain yang telah membantunya.
Tidak lama kemudian ibu Domba pun pulang
dan membawakan anak Domba makanan.
Tok tok tok!
“Anakku, Ibu sudah pulang. Bukalah
pintunya!” kata ibu Domba
Mendengar suara ibunya, anak domba mengintip
dari celah bawah pintu untuk memastikan kaki ibu Domba. Setelah yakin, ia pun
membukakan pintunya dan memeluk ibu Domba dengan erat.
“Anakku, apakah kamu baik-baik saja?” tanya
ibu Domba.
“Tenang Ibu, Aku baik-baik saja, tadi ada
serigala jahat yang datang ke sini. Tapi aku menuruti nasehat Ibu jadi aku bebas
dari bahaya serigala yang akan memakanku.” Jawab anak Domba.
“Anak pintar, kamu memang anak yang hebat
dan penurut.” Puji ibu Domba kepada anak Domba.
“Terimakasih ibu…aku sayang ibu!” jawab
anak Domba.
Ibu Domba dan ank Domba pun saling
berpelukan.
-SELESAI-