Rabu, 29 Desember 2021

NASKAH DONGENG "SERIGALA DAN ANAK DOMBA"

        Jadi, beberapa waktu lalu saya menjadi perwakilan lembaga untuk mengikuti lomba mendongeng di tingkat kecamatan. Ini merupakan pengalaman pertama saya mengikuti lomba mendongeng, jadi tidak berharap banyak dengan hasilnya. Tapi, Alhamdulillah ternyata saya terpilih menjadi juara 1 dan ditunjuk untuk mengikuti lomba mendongeng di tingkat Kabupaten. Selama satu minggu persiapan sebelum lomba di kabupaten, banyak sekali ilmu yang saya peroleh. Terimakasih kepada Ibu Yeni yang telah memberikan bimbingan tentang penulisan naskah maupun teknik mendongeng yang baik. Sebenarnya, untuk mendongeng akan lebih bagus jika pendongeng membuat sendiri ceritanya. Pada kesempatan ini, saya masih belum bisa menyajikan cerita saya sendiri karena kurangnya pengalaman, keterbatasan dan waktu persiapan. Alhasil, saya masih menyadur cerita yang sudah ada, semoga nanti bisa membuat cerita dongeng sendiri. Berikut naskah mendongeng yang saya ajukan untuk lomba di tingkat Kabupaten yang Alhamdulillah juga masioh diberi penghargaan Juara Harapan 3. ^^ 

Bercerita Tanpa Alat Peraga

 

Judul                                    : Serigala dan Anak Domba

Pendongeng                        : Devi Lailiawati, S.P

Tokoh Cerita                        : Anak Domba, Ibu Domba, Serigala

Setting                                 : Rumah, Hutan

Karakter yang dimunculkan : Penurut dan Berani

Pesan Moral             : Menuruti nasehat ibu/orangtua dan tidak membukakan pintu kepada orang asing


Naskah Bercerita Tanpa Alat Peraga

“SERIGALA DAN ANAK DOMBA”

 

Pagi yang cerah, matahari bersinar terang terdengar kicauan burung “cit cit cuit cit cit cuit” seakan menambah menambah keindahan di sebuah hutan.

Di hutan itu tinggallah seekor anak domba

“Halo!”

Ibu Domba

“Halo!”

Dan seekor serigala

“Halo!”

Suatu hari ibu Domba berpamitan kepada anak Domba untuk keluar mencari makan.

“Anakku, Ibu akan pergi keluar sebentar untuk mencari makanan, kamu tetaplah di rumah” ujar ibu Domba.

“Baik Ibu….!” Jawab anak Domba kecil itu.

“Ingat pesan ibu, jangan membukakan pintu kepada siapapun kecuali ibu! Kamu harus tetap waspada dan berhati-hati jika serigala datang untuk memakanmu” nasehat ibu Domba

“Jika kamu dalam bahaya, ingatlah untuk berteriak yang kencang agar binatang-binatang lain di sekitar hutan membantumu.” Lanjut ibu domba

“Iya Ibu, aku janji akan mengingat pesan Ibu.” Jawab si anak Domba kepada ibu Domba.

“Baiklah kalau begitu, ibu akan berangkat sekarang.” pamit Ibu Domba.

“Hati-hati Ibu….” Kata anak Domba

Kemudian, ibu domba pun keluar rumah dan pergi meninggalkan anak Domba sendirian di dalam rumah. Tanpa mereka sadari, di bawah pohon di dekat rumah mereka ada seekor serigala jahat yang sedang mengintai.

Serigala itu senang sekali mengetahui anak Domba sendirian berada di rumah tanpa ibu Domba.

“Haum… wah kebetulan aku lapar sekali, kelihatannya daging anak Domba itu cukup lezat untuk jadi santapan makan siangku hari ini” kata si serigala.

Serigala pun mendekati rumah Domba tersebut dan berpura-pura menjadi ibu mereka.

Tok, tok, tok! Serigala mengetuk pintu

“Anakku… bukalah pintunya, Ibu sudah pulang membawakan makanan untuk kamu.” Kata si serigala.

Anak Domba pun kaget mendengar suara ketukan pintu dan suara asing dari seberang pintu.

“Itu sepertinya bukan suara ibu, suara ibu tidak sebesar itu, jangan-jangan itu si serigala jahat” Kata anak Domba

 “Pergi kau serigala, aku tau kamu bukan ibu. Kamu pasti si serigala jahat.” Usir si anak Domba

Serigala pun marah karena ia tidak bisa menipu anak domba kecil itu, ia pun pergi meninggalkan rumah Domba dan mencari cara lain untuk mengelabuhi anak Domba.

Setelah berpikir sejenak, ia pun memiliki ide untuk mengubah suaranya menjadi lebih mirip dengan suara ibu Domba dengan memakan sebuah kapur kemudian kembali mengetuk pintu rumah Domba.

Tok, tok, tok!

“Anakku, ini ibu sayang. Lihatlah ibu membawa makanan kesukaanmu! Cepatlah buka pintunya!” kata serigala

“Wah, itu sepertinya suara ibu.” Kata anak Domba.

“tapi, aku harus benar-benar memastikannya. Jangan sampai itu si serigala jahat yang tadi ke sini.” Pikir si anak Domba.

Anak domba pun mengintip dari celah bawah pintu dan mendapati bahwa binatang yang ada di seberang pintu memiliki kaki yang besar dan berkuku tajam seperti serigala.

“Ah benar, itu pasti kaki serigala!” kata anak Domba

“Aku tidak boleh membuka pintunya. aku harus patuh pada nasehat ibu agar selamat dari serigala jahat.” Lanjut anak domba

“Pergi kau! aku tahu kamu adalah serigala jahat yang tadi ke sini, kamu bukan ibu!” Usir anak Domba

Serigala sangat marah, ia sudah tidak sabar lagi ingin memakan anak Domba tersebut, ia pun menggedor-gedor pintu rumah Domba untuk dapat masuk dan menangkap anak Domba dan memakannya.

Brugh, brugh, brugh!

“Buka pintunya, kemarilah! Aku akan memakanmu, aku sudah sangat lapar sekali….!” Teriak serigala

Anak Domba mulai panik dan lari ketakutan di dalam rumah.

“Aduh, bagaimana ini, aku takut sekali!”

“Oh, ibu bilang aku harus teriak sekencang-kencangnya untuk minta tolong jika dalam bahaya.” Anak Domba mengingat pesan ibu Domba.

Kemudian anak Domba pun berteriak yang kencang sekali hingga binatang-binatang lain yang berada disekitar rumahnya mendengar teriakannya      .

“tolong….tolong…!” teriak anak Domba

Binatang-binatang yang mendengar suara teriakan anak Domba pun berlari mendekati rumah domba dan mengejar serigala jahat yang akan memasuki rumah untuk menolong anak Domba kecil itu. Serigala pun lari ketakutan dan menjauh dari rumah Domba

Di dalam rumah, anak Domba pun merasa senang karena bebas dari bahaya serigala dan tidak lupa ia berterimakasih kepada hewan-hewan lain yang telah membantunya.

Tidak lama kemudian ibu Domba pun pulang dan membawakan anak Domba makanan.

Tok tok tok!

“Anakku, Ibu sudah pulang. Bukalah pintunya!” kata ibu Domba

Mendengar suara ibunya, anak domba mengintip dari celah bawah pintu untuk memastikan kaki ibu Domba. Setelah yakin, ia pun membukakan pintunya dan memeluk ibu Domba dengan erat.

“Anakku, apakah kamu baik-baik saja?” tanya ibu Domba.

“Tenang Ibu, Aku baik-baik saja, tadi ada serigala jahat yang datang ke sini. Tapi aku menuruti nasehat Ibu jadi aku bebas dari bahaya serigala yang akan memakanku.” Jawab anak      Domba.

“Anak pintar, kamu memang anak yang hebat dan penurut.” Puji ibu Domba kepada anak Domba.

“Terimakasih ibu…aku sayang ibu!” jawab anak Domba.

Ibu Domba dan ank Domba pun saling berpelukan.

 

 

-SELESAI-


I'm back ^^

hello holla!!

It's been long hiatus and I nearly forgot that I have a blog, hehe.

Setelah sukses log in jadi pengen update, though I still dunno what I'll post later.

Selama 8 tahun lebih hiatus, status penulis sudah jadi ibu muda beranak satu. Harapannya, tetap bisa nulis dan ngepost di blog ini buat meninggalkan jejak di hari tua. 

Semoga bisa istiqomah!

Senin, 02 September 2013

I'm now a Teacher!

Teaching starts now,,

For the next 2 months, it will be such a great opportunity to apply what i've already learnt before. Yupz,,waktunya praktek ngajar, klo bahasa kampus saya sih PPL 2 a.k.a Praktek Pengalaman Lapangan 2. Sebuah tantangan baru untuk semester ini sebelum melangkah ke skripsi, apalagi ditugaskan buat praktek ngajar di SMAN 1 Malang, waduh tambah nervous lagi ini, it's such like getting butterflies on my stomach when I first time faced the students.

Senin, 24 Juni 2013

Take Action! Against Cheating by sending Cheaters on Prison

Here is another writing task ^^

Cheating can be defined as an immoral way of achieving a goal. Nowadays, cheating on an examination seems to be common among Indonesian students. Most students cheat in order to get good grades because they are afraid of being failed. In fact, almost every year our country, Indonesia has been annoyed with this troublesome activity. Some schools were found conducting mass cheating with the aim of making all of their students pass the exam. Moreover, the teachers and the students were doing conspiracy to succeed their planning. The reality of this large scale cheating on an examination certainly makes nonsense of educational qualification and discredit institutions of learning and nation as a whole (Ugodulunwa, undated). Nevertheless, the government does not really put a concern throughout this action. As a result, they are unaware letting such a terrible habit controls the students which can break the students potentiality. Therefore, the government should take an action against cheating by facing them a jail term and sentencing them as criminals. This essay will discuss about some arguments related to cheating, and then it will provide an exact action to be done in solving this problem.    

Senin, 06 Mei 2013

Critical Review; The Value of Homework

Here is one of my writing tasks on 6th semester,,


A critical review of Steven A. Carbone II 2009, ‘The Value of Homework: Is Homework an Important Tool for Learning in the Classroom?’, Student Pulse; Online Academic Student Journal, VOL 1, 12.

Homework, a form of formative assessment that is mostly applied in school in order to improve student achievement, still becomes a contentious topic to be discussed. Carbone II (2009) in his article states the need of written homework policy that should be provided in every school in order to track student learning since homework has a positive correlation with student achievement. The article exposes the result of some studies related to this topic which mostly point out the importance of homework. Though its importance, the implementation of homework has not been worked well yet. Furthermore, a new experiment which is followed by 10.000 students revealed that they who are troubled with homework achieved lower scores in their achievement. Even, homework simply makes students unhappy then leads them to have no interest in learning. Concerning with those issues, providing homework policy in every school is not an effective way to solve the problems resulted from homework.  

Jumat, 15 Maret 2013

Suatu Malam di Semester 6


Sebelum nulis ini alangkah baiknya jika kita baca basmallah dulu minta perlindungan pada Yang Maha Kuasa agar dijauhkan dari gangguan-gangguan yang tidak diinginkan (seraya tengok kanan kiri). Kata-katanya berasa mo syuting dua dunia, sereemm...haha

My reason ngajak berdo’a dulu tidak lain tidak bukan karena ane mo ngungkap sisi horror kehidupan hamba (jiaah..).
Cerita ini terjadi sekitar malam minggu di bulan maret, maklum nasib jomblo malam minggu ngurung diri dikamar meluk guling terus. Karena bertepatan dengan long weekend hari raya Nyepi tu tetangga kamar pada pulang, keadaan deretan kamar atas tambah sepi dah, apalagi yang gak pulkam jam 8an sudah pada tarik selimut gara-gara kecapean siangnya. Dari pada bengong sendiri di kamar, aku nyari-nyari kesibukan lain dari yang setrika ulang baju yang sudah pernah disetrika, gulung-gulung di kasur sampe dengerin radio sambil salto. Tapi pemirsa, ternyata bosen masih tetep melanda. Karena denger rame-rame di kamar bawah, alhasil aku memutuskan buat nimbrung aja di kamar bawah sambil liat tv bareng anak-anak. Pas mo turun ke bawah, HP yang baru selesei meraung-raung karena abis nyalain radio aku tinggalin di kamar sendirian di samping bantal.

Selasa, 19 Februari 2013

6th Semester, I'm Coming......!!!!

Gak kerasa sudah 2,5 tahun kuliah nie, it means sudah mulai semester 6 a.k.a semester tua, berarti aku juga sudah beranjak tua??? Tidaaaaaakk......!!!!

Sudah, sudah, umur mah tak perlu di permasalahkan yang penting usia (lho?? sama aja ya?)
back to the topic! emang topik nya apaan ya?? oh iya it's all about next 6th semester.